• Replace This Text With Your Featured Post 1 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 2 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 3 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 4 Description.
Read more: http://pelajaran-blog.blogspot.com/2011/02/membuat-widget-gambar-slide-show.html#ixzz1zR5sFxpR

searchbox

Jumat, 24 April 2009

Menepis ”Bakat” Menulis

Selama ini, menulis sering dipahami sebagai bakat. Tidak ada gunanya bersusah payah berlatih menulis, apabila tidak punya bakat dalam menulis. Pandangan seperti inilah yang menyebabkan laju dunia tulis-menulis seperti stagnan.

Memang, budaya menulis belum sepenuhnya tercipta di sekitar kita. Karena itu, cara pandang ”bakat” tersebut harus segera dibuang dan ditepis jauh-jauh.
Penulis bukanlah titisan dewa. Setiap orang punya kesempatan untuk menjadi penulis. Skill penulisan seseorang bisa diasah. Bukan sekadar bakat, karena bakat masih bisa dikalahkan oleh proses latihan yang keras dan rutin.

Menjadi penulis tidak bisa instan, ada prosesnya. Latihan panjang perlu dilewati. Proses trial and error berlaku untuk menjadi penulis. Menulis seperti berbicara. Untuk bisa ngomong, harus mau mendengar. Untuk memiliki kemampuan menulis, membaca harus dilakoni.

Sebagian besar ide dalam tulisan berasal dari membaca. Kosa kata, cara mengungkapkan, dan style menulis bisa diperoleh dari banyak membaca. Karenanya, agar menulis itu gampang, perbanyaklah membaca terutama membaca karya tulis orang lain.

Kerja menulis juga tidak bisa disepelekan. Apalagi untuk menjadi penulis di koran-koran umum. Sebab bukan hanya keterampilan menulis saja yang diperlukan. Aktualitas tema dan angle pun menjadi pertimbangan sendiri untuk dimuat. Selain itu, penulis pun akan berkompetisi ketat dengan penulis-penulis yang lain.

Kesungguhan untuk menulis harus dipupuk agar selalu tegar dan sabar dalam menghadapi pernak-pernik tantangan di ranah ini. Seperti yang sudah menjadi hal biasa, meskipun segala kemampuan dan usaha keras sudah kita kerahkan, hasilnya tulisan tidak dimuat. Ini harus selalu dihadapi dengan perbaikan kualitas tulisan kita.

Lembaga pers mahasiswa dan blog sebenarnya bisa bermanfaat sebagai wahana menempa keterampilan dan ekspresi diri. Berbekal keduanya, teori penulisan dan teman menulis, bahkan komunitas, akan menjadikan kualitas tulisan lebih baik. Blog pun bisa menjadi curahan, jika dengan terpaksa hasil torehan pena belum diberikan ruang di harian profit.

Bukan bakat. Untuk menjadi penulis, niat, kesungguhan dan proses trial and error lebih menentukan. Toh jika menulis itu bakat, bakat itu melekat pada semua orang.

Bakat menulis merupakan akumulasi dari proses menulis. Artinya, kemampuan menulis merupakan bakat yang muncul ketika terus diasah. Tanpa kemauan untuk mengasah diri, maka kemampuan tersebut tak akan muncul!

(Farih Lidinnillah, mantan pemimpin umum SKM Amanat IAIN Walisongo, Semarang-32) pada SM/21 Maret 2009/Forum Halaman Kampus (FHK). Link : Menepis Bakat Menulis

0 komentar:

Posting Komentar

 
Didesain oleh Puskindo | Dipersembahkan untuk Sivitas Akademika - Universitas Muria Kudus